GEGAYUHAN
KARYA: TEATER SEMERO
PAGI HARI.
NAMPAK BEBERAPA ORANG LALU LALANG, MEREKA BERAKTIFITAS LAYAKNYA ORANG
MENCARI PEKERJAAN. SEMENTARA MUSIK PEMBUKA MENGIRINGI SUASANA INI.
SIMBOK, WANITA SEPARUH BAYA, MUNCUL DARI DALAM RUMAH. MULUTNYA
MELANTUNKAN TEMBANG DENGAN NADA YANG MENDAYU-DAYU.
SIMBOK : (NEMBANG) Loro ning loro… ora koyo dek
jaman semono, mangan ra doyan… ra jenak dolan ning omah bingung. Oalah
kehidupan-kehidupan. Membosankan, dari dulu nasibku sampai sekarang tak pernah
berubah. Selalu hidup miskin, serba kekurangan, terlunta-lunta, apa ya sudah
menjadi takdirku, hidup dalam keterbatasan, menjadi cemoohan orang, ditindas
dan dihina. Eh… jaman sudah susah! Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin
amblek, ya seperti saya ini.
MUNCUL JILAH, ANAK
SIMBOK, WAJAHNYA TAMPAK PUTUS ASA.
JILAH : Mbok…
Simbok….!!
SIMBOK : E…
anakku sudah pulang. Loh… pulang-pulang kok wajahnya begitu, ditekuk-tekuk. Ada apa Nduk?
JILAH : (TETAP DIAM)
SIMBOK : (MENGHAMPIRI ANAKNYA) Ada apa? Bagaimana tadi?
JILAH : Gagal
mbok!
SIMBOK : Gagal,
kayak apa saja! Tapi kamu sudah dapat pekerjaan tho Nduk. Kerja dimana, bagian
apa? Ayo cerita sama Simbok.
JILAH : Sabar
Mbok. Sebenarnya Jilah belum mendapat pekerjaan. Jilah sudah keluar masuk
pabrik-pabrik, toko-toko, pasar-pasar. Eh… hasilnya tetap nihil Mbok. Jilah
tidak diterima juga. Bagaimana ini mbok?
SIMBOK : (BENGONG, LALU TERSADAR OLEH PERTANYAAN
JILAH) Ya… sabar tho Nduk, mungkin ini belum keberuntungan kamu.
JILAH : Lantas
kapan saya bisa merubah nasib saya Mbok?
SIMBOK : Ya…
mungkin lain kali, pas kamu melamar di tempat lain.
JILAH : Oh
ya mbok! Tadi Jilah sempat membaca korang.
SIMBOK : Isinya
apa Nduk, coba ceritakan sama Simbok (MENDESAK).
JILAH : Sebentar
Mbok… saya masih capek, duduk istirahat dulu ya mbok.
SIMBOK : Iya…
sini Simbok pijitin. Tadi beritanya apa?
JILAH : Simbok
itu kok terburu-buru sih.
SIMBOK : Ya..
habis Simbok buta huruf, nggak bisa baca. Simbok kan tidak sekolah Nduk, beritanya apa?
JILAH : Begini…
di koran ada iklan lowongan pekerjaan. Nah kerajaan akan membuka lowongan
pekerjaan sebagai CPPNS.
SIMBOK : Cepenes…
Cepenes itu apa Nduk?
JILAH : CPPNS
Mbok, Calon Pegawai Pamong Nagoro Singodirojo. Bagaimana Mbok?
SIMBOK : Ya…
Simbok setuju sekali. Nanti kalau kamu diterima, gajimu kan besar. Trus bisa mengangkat harkat,
martabat dan derajat keluargamu.
JILAH : Iya
mbok…
SIMBOK : (SENANG) Oalah Simbok senang sekali
Nduk! Eee… ini loh Jilah sing ayu, anakku, Yu Tomblok mau jadi pamong negoro.
Yang sini… ini Jilah anakku yang cantik, mau jadi pamong negoro…
JILAH : Mbok…
sekarang saya melamar pekerjaan dulu di kerajaan ya mbok… Semoga Jilah diterima
kerja di sana
ya…Aku Jilah, mau melamar pekerjaan dengan berbekal ijasah SMK (DENGAN LANGKAH BANGGA, PAMIT PADA SIMBOK)
SIMBOK : Gusti…
saya mohon padaMu selamatkanlah anakku, berikanlah kesuksesan padanya. Semoga
dia diterima kerja di kerajaan sebagai Pamong Negoro. Dan semoga Arwah ayahnya,
Kang Darjo senang dan bangga melihat anaknya bekerja…
Jilah… kamu harus bisa Nduk. Kamu
harus mampu mengangkat harkat martabat keluarga. (SEMANGAT) Yah… kalau begitu, akupun harus membantu anakku Jilah
untuk menambah penghasilan. Aku akan meneruskan pekerjaan sehari-hariku yaitu
Gresek…..
SIMBOK PERGI KELUAR
UNTUK MENUJU KE TEMPAT KERJANYA.
ADEGAN 2
DATANG DUA PUNGGAWA
KERAJAAN. DENGAN BANGGA MEMASUKI RUANGAN DIIRING DENGAN MUSIK RIANG. MEREKA
AKAN MENGUMUMKAN TENTANG LOWONGAN PEKERJAAN.
PATIH : (TERTAWA) Ha… ha…
ha….sekarang bacakan pengumumannya.
PUNGGOWO : Baik.
Woro-woro Pendaftaran CPPNS alias Calon Pegawai Pamong Negoro Singodirojo telah
dibuka.!!!
Saya panggil satu persatu… peserta
nomer urut 189….
PATIH : (MENIRUKAN) 189…
RAKYAT I : Saya…
(DATANG MENGHADAP, DIIRINGI DENGAN
MUSIK)
PATIH : Ijasah
S-2, amplopnya lumayan (TERTAWA) kamu
pasti di terima…
RAKYAT I : Benar
diterima ???
PATIH : Ya.
Diterima….
RAKYAT I : Terimakasih….
(PERGI MENINGGALKAN PATIH)
PUNGGOWO : Nomor
urut 212…
PATIH : 212…
(MENIRUKAN)
RAKYAT II : (MENGHADAP) Saya…
PATIH : Ijasahnya
S1, amplopnya lumayan, kamu pasti diterima…
RAKYAT II : Diterima???
PUNGGOWO : Ya…
RAKYAT II : Terimakasih…
(PERGI MENINGGALKAN PATIH)
PUNGGOWO : Selanjutnya
Nomor 345…
RAKYAT III : (DATANG MENGHADAP) Saya…
PATIH : Ijasahnya
D3, amplopnya juga lumayan (SENANG).
PUNGGOWO : Kamu
pasti diterima…
RAKYAT III : Terimakasih…
(PERGI).
PUNGGOWO : Selanjutnya
432…
PATIH : 432…
(MENIRUKAN).
JILAH : Saya…
PATIH : (KAGET) Hah… ijasahnya SMK, Weeekk….
Amplopnya kosong blong! (MENYENTAK) Heh…
kamu mau bekerja itu berbekal apa?
JILAH : Ya
itu… ijasah saya, skill dan doa restu Simbok saya.
PATIH : Sikel…
yang buat nggajul kamu itu ya…
JILAH : Maaf
Ndoro, skill itu ketrampilan.
PATIH : (MARAH) Heh… masa bodoh, sekarang
ketrampilan itu sudah tidak penting, yang penting itu… O… O… (SAMBIL MEMAINKAN JARI TANDA UANG) Segalanya
itu harus jer basuki mowo beo…
PUNGGOWO : Uang
pelicin. Segalanya itu harus diawali dengan modal…
JILAH : Tapi
katanya di koran itu gratis…?
PATIH : Ya
kalau mau gratis ya ndaftar di koran saja…
JILAH : Saya
tidak mau ndoro, saya mau kerja…
PATIH : Benar
kamu ingin bekerja? (SAMBIL
MEMPERHATIKAN TUBUH JILAH YANG INDAH).
PATIH : Tapi
kamu tidak cocok jadi pamong negoro… Tapi benar kamu ingin punya uang, bisa
beli tipi, radio… atau bedak biar kamu tambah cantik?
JILAH : Ya…
boleh saya mau Ndoro. (BERANGAN-ANGAN)
Besok Simbok akan saya belikan baju, makanan yang enak, wah… pokoknya asik.
PATIH : Begini
saja, karena wajahmu cantik, maka kamu akan saya pekerjakan di luar negeri, mau
tidak?
JILAH : Tapi
bekerja sebagai apa?
PATIH : Kamu
akan saya pekerjakan sebagai TKW!
JILAH : (BINGUNG) TKW…???
PATIH : Iya…
Tenaga Kerja Wanita kamu akan bekerja di club malam, diskotik pokoknya di
tempat surganya para laki-laki… Bagaimana
JILAH : (KAGET) Jadi… saya dipekerjakan sebagai
wanita penghibur (MARAH) Tidak… saya
tidak mau. Saya tidak mau mengorbankan harga diri demi harta…
PUNGGOWO : Kalau
kamu tidak mau ya sudah! Sana
pergi… GO HOME…
JILAH : (PULANG DENGAN WAJAH SEDIH).
PATIH : (SAMBIL MEMANTAU KEADAAN SAMBIL MENAHAN
TAWA) Ha… ha… ha… Berhasil mereka telah berhasil kita bohongi.
PUNGGOWO : Ha..
ha… ha…mereka kita tipu habis-habisan.
PATIH : Iya…
sekarang kita tinggal foya-foya.
PUNGGOWO : Ayo…
kita lapor pada Gusti Ratu!!!
PATIH DAN PUNGGOWO
PERGI MENINGGALKAN TEMPAT ITU.
ADEGAN III
MUSIK PENGIRING DIDENGUNGKAN. RATU MUNCUL DIANTARA PARA
PENARI, DISUSUL OLEH PATIH DAN ADIPATI.
RATU : (TERTAWA) Ha..ha..ha.. (BANGGA) Sebentar lagi seluruh wilayah
kerajaan Singodirojo akan menjadi milikku. Ha.. ha.. ha..
PATIH : (MENIRUKAN) Ha.. ha..ha..
RATU : (MENYETOP) Hop… (TERTAWA LAGI) Ha.. ha.. ha…
ADIPATI : (GANTI MENYETOP) Hop!!
RATU : (KAGET) Heh. Kamu itu bawahan saya.
Tidak boleh mengatur saya.
PATIH : Ya
maaf Gusti Ratu….
RATU : Ha…
ha..ha.. sebentar lagi seluruh kerajaan ini akan menjadi milikku. Dan Akulah
Ratu Dusto Angkoro yang akan menjadi ratu tunggal di kerajaan ini. Tidak ada
ratu yang lain, ratu kok dua, ratu ya satu … aku ini… Ratu Dusto Angkoro!
Kalian siap mendukungku!!
SELURUH PUNGGOWO : Siap….
RATU : Terimakasih…
baiklah sekarang silahkan kalian duduk (KEPADA
PATIH DAN ADIPATI).
PATIH : Sendiko
dawuh Gusti
RATU : Sekarang
bagaimana tugas yang aku embankan padamu Patih?
PATIH : Oh…
ya tentu beres! Saya sudah mengirimkan gadis-gadis melek untuk dikaryakan?
RATU : (BINGUNG) Dikaryakan???
PATIH : Iya…
dikaryakan. Saya sudah buatkan panti pijat dan salon ‘plus’
ADIPATI : Iya,
yang pelayanannnya prima.
RATU : Wak
kayak pelajaran di SMK aja. Pelayanan Prima.
PATIH : Saya
sudah buatkan semacam mess, ya… semacam kompleks untuk mendatangkan laki-laki
berduit.
RATU : Oh…
lokalisasi.
ADIPATI : Tepat,
100% buat Gusti.
RATU : Bagus.
Kalau perlu nanti kita jadikan kerajaan ini sebagai pengekspor wanita terbesar
di dunia. Nanti kita kirimkan mereka ke luar negeri, soal mereka mau apa di sana, dianiaya, disiksa
atau dijadikan pemuas susila itu urusan mereka. Yang penting kita dapat in-come
nya kan….
PATIH : Setuju
Gusti…..
RATU : Lantas
bagaimana tugas yang aku berikan kepadamu Adipati?
ADIPATI : Sudah
hamba selesaikan Ratu. Hamba sudah mengutus bawahan hamba untuk menimbun
bahan-bahan pokok di masyarakat. Jadi secara otomatis rakyat susah mencari
bahan tersebut dan harganya semakin melambung tinggi, sehingga mereka
kekurangan dana untuk membeli bahan tersebut…
PATIH : Benar…
dan mereka harus lari ke rentenir kerajaan, dengan bunga yang mencekik mereka
tidak akan sanggup membayar. Maka harta bendanya dapat kita rampas dan kita
rampok Gusti!!
RATU : Hebat…
otak kalian memang brilian. Cerdas !! Memang rakyat jelata itu stupid semuanya,
bodoh. Mereka bisanya Cuma bengong meskipun sudah kita manfaatkan dan kita
perdayakan kebodohan mereka. Jadi program membodohkan masyarakat dan
memasyarakatkan kebodohan telah berhasil. Lantas bagaimana tentang CPPNS, apa
sudah beres?
PATIH : Ya
jelas beres… supaya CPPPNS terlihat demokratis dan transparant saya sudah
umumkan berita ini ke media massa.
RATU : Lantas?
PATIH : Dengan
demikian penerimaan CPPNS terlihat fine. Sehingga mereka terbuai untuk bekerja
di kerajaan kita, mereka berbondong-bondong untuk mendaftar. Nah… hal itu kita
gunakan untuk mengiming-imingi mereka dengan fasilitas yang ada di kerajaan
sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk diterima, termasuk memberikann
uang pelicin.
RATU : Bagus…
dengan demikian investasi kita meningkat. Dan kerajaan kita semakin kaya dan
megah.
ADIPATI : Maaf
Gusti. Bagaimana kalau petugas pemeriksaan keuangan kekayaan kerajaan datang
untuk mengaudit kekayaan kita Gusti? Padahal sudah jelas kalau kekayaan yang
kita dapatkan itu didapat dengan cara yang tidak wajar!!
PATIH : Eh…
tenang saja Gusti! Kita atur strategi dulu, itu pekerjaan kecil bin mudah bagi
saya!!
RATU : Mudah
bagaimana Patih? Kata Adipati itu ada benarnya, kalau sudah begini reputasiku
bisa turun.
PATIH : He..
he.. he.. jangan khawatir. Selama masih ada Patih, maka akan mengatasi masalah
tanpa masalah.
RATU : Maksud
Patih bagaimana??
PATIH : Kita
simpan harta kita dengan nama orang lain. Dan yang lebih penting sebelum mereka
datang, kita datangi terlebih dahulu, kita kasih uang tutup mulut. Apalagi kita
beri wanita yang hot-hot. Selesai masalah. Siapa sih yang tidak tergiur oleh
harta?
RATU : (BANGGA) Pintar… otakmu memang mletik.
PATIH : (MALU) Itu memang resiko orang jenius
Gusti….
RATU : Tenang
saja Adipati, mereka tidak akan dapat mengalahkan kita….
TIBA-TIBA DATANG SEORANG PUNGGAWA, TAMPAK WAJAHNYA SANGAT KETAKUTAN.
PUNGGOWO : Ketiwasan….
Ketiwasan Gusti. Cilaka….
RATU : (KAGET) Ada apa Punggowo?
PUNGGOWO : (KETAKUTAN) Rakyat Gusti… rakyat
mengetahui semua rencana kita, sekarang mereka akan memberontak. Mereka telah
mendekati kerajaan kita ini.
SEMUA YANG ADA DI SANA MENJADI CEMAS.
RATU : (MARAH) Oh…. Pasti ada mata-mata
diantara kalian.
PATIH : (KETAKUTAN) Saya tidak Gusti….
ADIPATI : (KETAKUTAN) Saya juga tidak…
RATU : Baik
sekarang kalian siap-siap menghadapi rakyat itu.
MUSIK TEGANG, RAKYAT SUDAH MEMASUKI KERAJAAN, RAKYAT ITU TERDIRI DARI PARA PELAMAR CPPNS TADI. MEREKA TAMPAK SANGAT MARAH.
RATU : Heh…
kalian rakyat jelata, mau apa kalian di sini? (MARAH).
RAKYAT I : Dasar
ratu pembohong, kau telah membohongi kami…
RAKYAT II : Iya…
katanya kami akan diterima kerja di kerajaan, tapi semua itu bohong.
RAKYAT III : Iya
padahal kami sudah memberi uang pelicin kepada kalian, sekarang kalian tidak
memenuhi janji.
RATU : Bukan
urusanku!! Yang penting aku sudah mendapatkan keuntungan dari kalian. Sekarang
kalian mau apa?
JILAH : Kami
tidak terima. Kami akan memberontak…
RATU : Coba
saja kalau kalian berani (MENANTANG
PERANG KEPADA RAKYAT) Ayo Punggowo, lawan dia….
PUNGGOWO PERANG DENGAN RAKYAT 1. TAPI
AKHIRNYA PUNGGOWO DAPAT DIKALAHKAN.
RATU : Sekarang
lawan dia Adipati…
ADIPATI : Siap
Ratu… (KEMUDIAN MENANTANG PERANG RAKYAT
II)
TERJADI PERTARUNGAN YANG KE DUA. LAGI-LAGI RAKYAT DAPAT MENGALAHKAN
ADIPATI. RATU SANGAT MARAH KARENA BAWAHANNYA KALAH BERTARUNG.
PATIH : Sekarang
giliranku… yo siapa yang akan melawan aku….
RAKYAT III : Saya….
PATIH DAN RAKYAT III BERTARUNG. TAPI PATIH MENGALAMI KEKALAHAN. RATU
SANGAT MARAH, AKHIRNYA MENANTANG JILAH.
RATU : Ayo…
tinggal kita berdua.
RATU DAN JILAH BERTARUNG. JILAH BERULANG KALI JATUH. TAPI AKHIRNYA
MENDAPAT BANTUAN DARI RAKYAT LAINNYA. DAN BERKAT PERSATUAN YANG KUAT, AKHIRNYA
RATU DAPAT DIKALAHKAN DAN MATI….
TAMAT
Yogyakarta, 28
November 2004
Diketik ulang oleh studio Teater PPPPTK Seni dan
Budaya ‘April 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar