N I N
A B O B O
Karya :
Roy Agustinus
SEBUAH
TAMAN DENGAN LAMPU BULAT DIMANA ADA BEBERAPA BANGKU YANG NAMPAK KOSONG. BULAN
BULAT BERSINAR. NINA MEMASUKI PANGGUNG.
NINA
(MENANGIS)
Kejam!
Benar-benar kejam! Huhuhu… Katanya cinta tapi ternyata selama ini dia juga
pacarin cewek lain. Kalau dulu dia pasti selalu ngerayu, honey, honey, I love
you. Honey, honey, cintaku. Honey, honey, ku sun dulu. Merah bibirmu semerah
geloraku padamu. Huhuhu… dasar playboy! Buaya! Sekali Buaya, tetap Buaya! Buaya
yang pandai merayu, tapi setelah itu, semuanya bullshit! bullshit shit
shit! Pembohong! Pembual! Aku dicelein, aku ditipu. Aku tertipuuuu! Huhuhu….
(BAYU
DENGAN STYLE ANAK BAND MEMASUKI PANGGUNG. MARAH-MARAH. MENENDANG SEBUAH KALENG
MINUMAN)
BAYU
Dikira
sekolahan aja yang penting?? Musik itu nggak penting?? Dikira cuma nilai raport
yang penting? Ngeband itu gak penting?? Semuanya nggak adil! Cuma untuk raport,
angka, kelakuan baik, kerapihan? Dan musik harus dinomor duakan? Nge band harus
dikesampingkan?? Tapi nyatanya mereka sibuk! Mamah papah sibuk. sibuk buk buk!
Nggak adil!
(BAYU
MENENDANG SEBUAH KALENG. NINA MENDELIK KARENA MERASA TERGANGGU)
NINA
Berisik!
Apa kira di situ yang punya taman?
(BAYU
MENENGOK KEARAH NINA SEBENTAR. SEBUAH KALENG DITENDANGNYA LAGI.)
BAYU
Masa bodo!
Kalau semuanya masa bodo, aku pun bisa masa bodo! Masa bodo!
NINA
Hei,
Berisik! Nggak dengar ya??
BAYU
Cewek, apa
pedulimu?
NINA
Ngomong
cewek lagi?? Hei, aku bisa perduli karena kamu menendang kaleng itu dan kaleng
itu menimbulkan bunyi bising yang membuat risih telingaku!! Ngerti??
BAYU
Nggak.
NINA
Busyet!
(PAUSE)
Hei dengar
ya? Aku sebenarnya tidak pernah perduli denganmu. Tapi aku bisa perduli kalau
kau mengganggu ketenanganku dengan menendang-nendang kaleng seperti itu!
BAYU
Itu musik.
Aku hanya ingin musik. Aku mencari segala sesuatu yang mengandung musik
termasuk suara kaleng yang kutendang ini. Begini ini
(MENENDANG
SATU KALENG LAGI HINGGA MENIMBULKAN SUARA BISING. NINA MENUTUP TELINGA)
NINA
(MENJERIT)
Berisiiiiik!!
BAYU
Sudah tau!!
NINA
Kalau
sudah tahu kenapa ditendang?? Kamu lebih baik pergi sana. Jangan disini. Disini
taman, tempat yang nyaman. Bukan berisik-berisik begitu! Sakit di kepala, tau
gak?
BAYU
Terserah,
mau sakit dikepala kek, dikuping kek. Yang penting ada irama.
NINA
Irama,
irama…! Suara kaleng gerompangan gitu nggak ada iramanya tau?? Nggak ada
musiknya! Yang ada Musak!
BAYU
Musak??
Apa itu musak?
NINA
(tersenyum
menyindir)
Hmmhh!
Musak, musik rusak!
BAYU
Jadi kalau
musak musik rusak dan kalau musik musik berisik, begitu?
NINA
Baru
seucret-ucret mengenal musik, sudah seperti komposer aja lagaknya. Sok tau…
BAYU
Siapa yang
sok tau. Kamu yang sok tau. Segalanya memang selalu berkomposisi. Termasuk
musik, cinta, dan gaya hidup.
NINA
Alahhhhhh,
nggak usah berfilosof deh. Tadi kamu bilang cinta, apa pengetahuanmu tentang
cinta?
BAYU
Segudang.
NINA
Hebat.
Sebutkan salah satunya.
BAYU
Waktu aku
ditinggal pacar.
NINA
Trus…?
BAYU
(MENUNJUK
NINA)
Hehehe…
berarti menarik kan??
NINA
Sudah
jangan banyak mulut. Ayo teruskan…
BAYU
Yaa, waktu
itu aku ditinggal pacar, dan aku begitu menderita.
NINA
Nangis?
BAYU
Yaa,
nggak! Memangnya aku perempuan??
NINA
Ohh, jadi
kalau cowok nggak bisa nangis dan kalau perempuan pasti bisa nangis, begitu?
BAYU
Nggak
seperti itu. Siapa yang punya mata pasti bisa menangis. Mengeluarkan air mata.
Seperti Kelinci yang akan dipotong. Dia menangis.
NINA
Dan
rasanya seperti dipotong-potong, maksudmu?
BAYU
Begitulah…
NINA
Siapa yang
lebih dulu mencari masalah, kamu atau pacarmu?
BAYU
Tidak ada
yang bermasalah. Semuanya berjalan normal-normal saja.
NINA
Maksudmu?
BAYU
Semuanya
berjalan normal seperti kami saling mencintai dan ketika datang orang ketiga
yang memang layak dicintai. Dan kami berpisah. Tidak ada yang salah.
NINA
Aneh,
ketika ada orang ketiga yang datang katamu tadi, dan orang ketiga itu layak
untuk dicintai? Dan setelah itu kalian berpisah…?
(PAUSE)
Berarti
ada diantara kalian yang berselingkuh?
BAYU
Bukan
berselingkuh, terlalu kasar itu. Mendapatkan cinta yang baru. Cinta yang lebih
perfect.
NINA
Memang ada
cinta yang perfect? Manusia aja tidak ada yang perfect kok?
BAYU
Betul itu.
Manusia tidak ada yang perfect. Makanya ada orang ketiga.
(PAUSE)
Siapa
namamu?
NINA
Untuk apa
tanya-tanya nama.
BAYU
Pelit amat
sih. Mau tahu nama aja nggak boleh. Namaku Bayu.
(MENYODORKAN
TANGAN)
Namamu…
NINA
(MENGIBAS
TANGAN)
Sudahlah,
ngak perlu kenalan. Lagipula apa sih arti sebuah nama?
BAYU
Wahhh,
nama itu penting.makanya ada sejarah. His-tories!
NINA
Tapi saat
ini kamu bukan histories, jadi nggak perlu kita tahu nama.
BAYU
Oke,
sekarang aku memanggilmu Kebo. Karena saat ini pula aku memberimu nama Kebo.
Setuju?
NINA
Ehhhh,
kurang ajar. Memangnya aku binatang apa?
BAYU
Makanya
nama itu kuanggap penting, dan sekarang sebutkan namamu
(MENYODORKAN
TANGAN)
Aku Bayu,
dan kamu…
NINA
Bodo!
BAYU
Ohhh,
namamu bodo. Biar ku tambah H, jadinya bodoh… setuju?
NINA
Sekali
lagi kau panggil aku dengan sebutan itu, kaleng-kaleng yang berserakan itu akan
berbicara kepadamu…
BAYU
(MELONCAT
GIRANG)
Yeahh, aku
suka itu. Kaleng-kaleng akan berbicara! Mereka akan mengeluarkan bunyi, dan
bunyi itu mempunyai irama. Fan-tas-tic. Musik terdengar. Nada-nada terangkai
dan terbentuk harmoni.
NINA
Kerompyang,
kerompyang, kerompyang, hahahaha….
BAYU
Jangan
tertawa! Aku serius.
NINA
(BANGKIT BERDIRI
LALU MENENDANG-NENDANG KALENG SATU PERSATU. TERDENGAR SUAR BISING. NINA
TERTAWA-TAWA. LAMA KELAMAAN NINA MENARI. DIA MENENDANG-NENDANG KALENG ATAU
MEMBENTUR-BENTURKAN KALENG KE LANTAI HINGGA MENIMBULKAN SUARA BISING)
Hahahaha…..
Hahahaha…. Hahahahaha…
BAYU
(BERGAYA
DAN BERNYANYI ALA ROCKER)
Disaat ini
kita satukan rasa
Membentuk
lingkaran berpegang tangan
Jangan
lepaskan aku
Jangan
ikat diriku
Bawa
jiwaku
Ke alam
bebasmu
Yeahhhhhh!!!
Kuatkan
rasa
Demi
cintaaaa!
Beri
kebebasan
Untuk
dirikuuu!
Cintai aku
Hargai aku
Lihatlah
aku
Peluk
diriku
Yeahhhhhh!!!
(NINA DAN
BAYU TERTAWA-TAWA. MEREKA LALU BERPELUKAN. MEREKA SEPERTI MENDAPATKAN KEBEBASAN
DIHATI YANG BISING)
(PANGGUNG
GELAP)
(DIPANGGUNG
TERLIHAT IBU NINA MENONTON TV. NINA DAN BAYU MASUK)
MAMA NINA
(MEMBENTAK)
Dari mana
kamu malam begini baru pulang??
(PAUSE)
Kamu
siapa?
NINA
Ini teman
Nina, Mam.
MAMA NINA
Mamah
tanya dia bukan kamu. Kamu siapa?
BAYU
(GUGUP)
Saya Bayu,
tante. Nama saya Bayu.
MAMA NINA
Malam-malam
begini anak saya bersama kamu…?
NINA
Tad, tadi,
Nina…
MAMA NINA
Mamah
tanya dia bukan kamu. Malam-malam begini anak saya bersama kamu…?
BAYU
Betul
Tante. Malam-malam begini anak tante bersama saya.
MAMA NINA
Nina naik
masuk kamar.
NINA
Mam…
MAMA NINA
Masuk
kamar!
(NINA
KELUAR PANGGUNG. SEBELUMNYA DIA MELAYANGKAN KISS BYE JARAK JAUH KEPADA BAYU.
BAYU MEMBALAS. MAMA NINA MEMANDANG SINIS)
MAMA NINA
Tolong
dengar, saya memang pengagum sinetron. Tapi saya tidak ingin berteriak-teriak,
memaki-maki kamu jika kamu datang lagi ke rumah ini. Paham? Selamat malam…
BAYU
Paham,
Tante. Selamat malam…
(PANGGUNG
GELAP)
(PANGGUNG
ADALAH TAMAN DENGAN LAMPU BULAT DIMANA ADA BEBERAPA BANGKU YANG NAMPAK KOSONG.
BULAN BULAT BERSINAR. NINA MEMASUKI PANGGUNG. MENEKAN HP DAN MENDEKATKAN KE
TELINGA. TERDENGAR SUARA MAILBOX)
SUARA
MAILBOX
Nomor yang
anda tuju segaja tidak aktif. Silahkan menghubungi beberapa saat lagi…
NINA
Bayu kok
mailbox sih…
(BERJALAN
DIPINGGIR TAMAN. MEMANDANG SEKITAR DAN KADANG MEMANDANG BULAN YANG BERSINAR
BULAT)
(NINA
MEMENCET HP. MENGIRIM SMS. TAK LAMA TERDENGAR SUARA BIP SMS 3 KALI. NINA
MENGECEK LAPORAN)
NINA
Masih
nggak aktip. Kemana sih dia…
(NINA
DUDUK TERPEKUR SAMBIL MENOPANG TANGAN DI DAGU. BEBERAPA ORANG BERPACARAN LEWAT.
MEREKA DUDUK DEKAT NINA. NINA TERLIHAT RISIH. DIA BERDIRI DAN PERGI)
(DIPANGGUNG
AYAH DAN IBU BAYU TERLIHAT BERTENGKAR)
PAPAH BAYU
Kamu yang
seharusnya mikir. Aku yang cari uang kamu diam dirumah! Dari zaman dulu hal itu
sudah wajar. Bapak ke kantor dan ibu memasak. Dan itu sudah masuk kurikulum
anak SD! Tidak bisa lagi diutak-atik!
MAMAH BAYU
Enak aja.
Memangnya kamu aja yang pantas cari uang.
(MENEPUK
DADA)
Nih, aku
juga mampu. Aku punya izasah, aku punya kenalan, aku punya otak, aku bisa cari
kerja. Bahkan aku yakin bisa cari kerja dengan gaji yang lebih besar dari
gajimu sekarang!
PAPAH BAYU
Itulah
egoismu, kamu ikut-ikutan cari uang samapi-sampai urusan rumah terbengkalai.
Lihat si Koko sekarang dia masuk panti rehabilitasi. Lihat si Lilo, baru
semester 4 sudah hamili anak orang. Dan aku yakin hal yang buruk juga akan
terjadi dengan Bayu, anak bungsu kita. Dan semua itu gara-gara kamu. Karena
kamu sok jadi wanita karier!!
MAMAH BAYU
Eh, eh,
malah bawa anak-anak segala?? Apa selama ini kamu selalu perhatikan anak-anak?
Berangkat pagi pulang malam, berangkat pagi pulang malam. Meeting dikantor, di
hotel anu sampai-sampai kamu meeting sama sekrestrismu yang bahenol itu? Kamu
telantarkan aku dan anak-anak, ingat itu? Ingat??
PAPAH BAYU
Waktu itu
aku terlalu stress dengan segala masalah. Belum lagi kerjaan kantor, masalah
anak-anak, saudara-saudaramu yang selalu merongrong minta ini minta anu. Dan
kamu tidak pernah memperhatikan itu. Kamu selalu menganggap aku kuat, aku bisa,
aku mampu!!
(BAYU
DATANG)
BAYU
Ada apa
pap, mam? Teriak-teriak sampai kedengeran ke kamar Bayu. Berantem lagi?
MAMAH BAYU
Hushhh!
Diam kamu. Sana masuk ke kamar!
BAYU
Kenyataannya
kan begitu Mam, Pap? Bayu dengar kok semuanya.
MAMAH BAYU
Hehh,
mamah bilang diam, malah nyambung terus. Ini bukan urusan anak-anak. Ayo sana
masuk kamar. Belajar!!
BAYU
Belajar?
Bayu sudah bosan belajar, mam.
MAMAH BAYU
Ya
ampunnn, malah disambungin terus. Ini bukan urusan anak-anak. Ayo sana masuk
kamar!!
Justru
karena bukan urusan anak-anak Bayu bertanya, Mam. Betul kan Pap?
MAMAH DAN
PAPAH BAYU
Diam
kamu!!
BAYU
Berarti
betul kan kalau Bayu bukan anak-anak. Buktinya Bayu ngomong disuruh diam.
PAPAH BAYU
Itu, itu
hasil didikan kamu!
MAMAH BAYU
Sembarangan
nuduh! Karena kenapa anak bisa begitu, ya karena kamu nggak pernah kasih
perhatian.
PAPAH BAYU
Hebat
sekali kamu bicara. Perhatian, perhatian… kamu seharusnya memberikan perhatian
yang lebih besar. Itu karena kamu perempuan. Seorang ibu!!
MAMAH BAYU
Lah, jadi
sebagai ayah, apa tugasmu lepas dari perhatian? Jangan lari dari tanggung jawab
kamu!
BAYU
(BERTERIAK
SAMBIL MENGANGKAT KEDUA TANGAN SEPERTI PAK POLISI)
Stop!
Stop! Semuanya stop berbicara.
(PAUSE)
Saya
sangat kecewa. Saya sangat kecewa. Sungguh-sungguh saya kecewa. Dan kekecewaan
itu, tidak bisa saya lukiskan dengan kata-kata…
Papahku
Mamahku… aku tidak bisa bicara…
(BAYU
KELUAR)
(PANGGUNG
GELAP. TAPI MASIH TERDENGAR SUARA PERTENGKARAN PAPAH DAN MAMAH BAYU)
(PANGGUNG
TERANG. DIKIRI BAYU SEDANG DUDUK SANTAI DI SOFA. DISEBELAH KANAN NINA SEDANG
TENGKURAP DI RANJANG. KEDUANYA BERBICARA MELALAUI TELEPON)
BAYU
Maafkan
aku. Aku tidak bisa jam tujuh tadi ke taman. Kamu pasti marah…
NINA
Jelas
marah dong! Memangnya kenapa kamu nggak datang?
BAYU
Mau tau?
NINA
Pasti
dong.
BAYU
Dengar
baik-baik
(SUARA
MAMAH DAN PAPAH BAYU TERDENGAR LAGI)
Sudah
jelaskan…? Itu alasannya.
NINA
Mereka
berkelahi lagi? Seberapa sering mereka berkelahi?
BAYU
Tergantung
keinginan. Bisa pagi, bisa malam, bisa subuh, nggak pernah tentu…
NINA
Bising…?
BAYU
Jelas
bising. Aku mau ketenangan seperti ketenangan yang aku rasakan di taman.
NINA
Kita pergi
ke taman sekarang, mau?
BAYU
Tapi sudah
malam. Dan penggemar sinetron pasti akan berteriak-teriak memaki-maki namaku
karena anaknya pergi malam-malam denganku.
NINA
Bukan cuma
penggemar sinetron, mungkin berbakat menjadi pemain film. Mau dengar?
(TERDENGAR
SUARA-SUARA ORANG TERTAWA)
BAYU
Sudah
kudengar.
NINA
Mereka
sedang bermain kartu. Yang laki-laki dan perempuan. Kadang jumlah mereka tidak
tentu. Yang perempuan bisa berjumlah 2 sampai 4 orang dan yang laki-laki juga
demikian. Dan setelah itu mereka akan tidur bersama seperti orang gila.
BAYU
Kenapa
mamahmu tidak menikah saja?
NINA
Mamah
bilang sulit mencari pengganti seperti papahku. Papahku laki-laki yang gagah
dan lemah lembut. Meski sekarang tak pernah kunjung pulang.
BAYU
Kamu
rindu…?
NINA
Rinduuu
sekali. Sampai-sampai kubawa ke alam mimpi. Waktu aku bertemu aku sudah
melambai-kan tangan, tapi sayang, papahku tidak mendengar. Dia sepert pergi
bersama kabut putih dan menghilang.
(PAUSE)
Mau pergi
ke taman sekarang…?
BAYU
Jangan
sekarang. besok malam saja. Sekarang lebih baik kita tidur…
NINA
Nyanyikan
aku satu lagu dulu. Plz…
BAYU
Oke.
(BERNYANYI)
Nina bobo
O, Nina
bobo
Kalau kamu
bobo
Papahmu
datang
Bobo
sayang
Lupakan
yang hitam
Biarkan
hatimu
Ditemani
malam
(DIPANGGUNG
KEDUANYA MENUTUP TELEPON. MENATAP LANGIT-LANGIT HINGGA LAMA-KELAMAAN LAMPU
PANGGUNG PUN PADAM)
(SEBUAH
TAMAN DENGAN LAMPU BULAT DIMANA ADA BEBERAPA BANGKU YANG NAMPAK KOSONG. BULAN
BULAT BERSINAR. PAPAH BAYU DAN MAMAH NINA DUDUK BERDUA)
MAMAH NINA
Jadi
sekarang bagaimana? Yang jelas anakku dan anakmu berpacaran. Aku sudah pernah
melarang, tapi kelihatannya mereka memang sudah benar-benar saling cinta.
PAPAH BAYU
Aku juga
bingung. Ingin sebenarnya aku menikahimu, tapi, ahhh…
MAMAH NINA
Karena
istrimu itu? Itu yang membuat kamu berat untuk menikahiku?
PAPAH BAYU
Termasuk
hubungan Bayu dan Nina.
MAMAH NINA
Kalau
mereka tahu kita akan menikah, toh mereka akan mengerti sendiri. Tapi yang
jelas aku minta kejelasan darimu, apakah kamu benar-benar mau menikahiku atau
tidak?
PAPAH BAYU
Tentu, aku
akan menikahimu. Tapi tidak semudah itu. Semuanya harus dengan penyelesaian
yang baik.
MAMAH NINA
Sudah
hampir 10 tahun aku hidup menjanda. Kau tahu kan bagaimana rasanya? Aku
kesepian, Mas. Kesepian…
PAPAH BAYU
Aku juga
kesepian. Kesepian terus hidup begini. Hidup penuh dosa. Dimana setiap hari aku
terpaksa berbohong kepada istri dan anak-anakku.
MAMAH NINA
Aku memang
perempuan kotor, Mas. Tapi cintaku padamu cinta yang suci.
PAPAH BAYU
Jangan
lihat status kita, sayang. Tapi lihat cinta kita. Cinta kita ini cinta yang
tulus dan suci. Dan dalam kamus cintaku, kau adalah wanita terhormat yang
pernah aku temui.
MAMAH NINA
Dimuka
bumi ini, Mas?
PAPAH BAYU
Sampai ke
akhirat!
MAMAH NINA
Tapi
seandainya anak kita lebih duluan bagaimana, Mas?
PAPAH BAYU
Maksudmu?
MAMAH NINA
Permisalkan
saja anakku hamil karena perbuatan anakmu.
PAPAH BAYU
Itu yang
bahaya!
MAMAH NINA
Musti
dicegah itu, Mas.
PAPAH BAYU
Dicegah?
Kamu kira demam berdarah??
MAMAH NINA
Ya terang
dicegah dong? Kalau pada suatu saat nanti kamu sudah cerai dengan istrimu dan
kita langsung merencanakan pernikahan, tapi tiba-tiba saja kita mendengar kalau
anakku hamil karena perbuatan anakmu, kan itu kacau, Mas?
PAPAH BAYU
Bener juga
kamu. Semakin hari kamu semakin pintar dan juga cantik, sayangku…
MAMAH NINA
Ahh, mas
bisa aja…
PAPAH BAYU
Bener!
Tanya aja penonton hehehe…
(CAHAYA
PADA PAPAH BAYU DAN MAMAH NINA GELAP. LAMPU MENYOROT KEARAH NINA DAN BAYU YANG
NAMPAK MEMPERHATIKAN KEDUA ORANG TUANYA. NINA DAN BAYU KEMUDIAN PERGI)
(PANGGUNG
GELAP)
(DIPANGGUNG
NAMPAK SEBUAH RANJANG. NINA DAN BAYU MASUK)
NINA
Kamu yang
menentukan sekarang.
BAYU
Disini?
NINA
Iya,
dimana lagi?
(NINA
LANGSUNG NAIK KE ATAS RANJANG. HENDAK MEMBUKA BAJU)
BAYU
Stop!
Stop!
NINA
(TIDAK
JADI MEMBUKA BAJU)
Kenapa?
(BAYU
MENGHAMPIRI NINA)
BAYU
Terlalu
cepat. Kita terlalu cepat mengambil keputusan. Seandainya rencana mereka tidak
terwujud, toh kita akhirnya tetap jodoh. Aku rasa kita terlalu cepat mengambil
keputusan seperti ini. Diranjang ini.
NINA
(TERISAK)
Dan itu
berarti kamu akan meninggalkan aku?
BAYU
Belum
tentu. Kita lihat nanti apa yang terjadi.
(NINA
TENGKURAP DIATAS RANJANG. MENANGIS. BAYU MENDEKAT DAN MEMBUJUK)
BAYU
Sudahlah,
beban hidup memang terkadang terasa berat untuk kita tanggung. Tapi aku merasa,
semakin hari aku semakin bertambah tua. Mungkin bukan karena umur, tapi karena
persoalan. Maafkan aku, aku tidak bisa menjanjikan hubungan kita untuk
sekarang…
NINA
Tapi kamu
masih mencintaiku kan…?
BAYU
Setulus
hati…
NINA
Betul?
BAYU
Betul.
NINA
Tapi aku
mau tahu pendapatmu, mana yang kamu pilih, orang tua kita yang jodoh atau kita
yang jodoh?
BAYU
Sulit
untuk ku jawab sekarang ini. Tapi asal kau tahu, aku sangat mencintaimu.
NINA
Aku begitu
lemah sekarang.
BAYU
Tidurlah…
NINA
Nyanyikan
aku satu lagu dulu. Plz…
BAYU
Oke.
(BERNYANYI)
Nina bobo
O, Nina
bobo
Kalau
tidak bobo digigit nyamuk
Bobo
sayang
Adikku
yang manis
Kalau
tidak bobo digigit nyamuk
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar