KESURUPAN
ATAWA
Inside! Insting! Intrance!
Oleh:
Juma’ali
SAAT JAM
ISTIRAHAT SEKOLAH. DIANTARA BERESELIWERAN SISWA-SISWI YANG LAIN. DISUDUT KANTIN SEKOLAH SEKELOMPOK SISWA
MEMBICARAKAN KASUS AMALIA (SISWA YANG KESURUPAN SEHARI YANG LALU SAAT JAM
SEKOLAH).
DI SALAH SATU
SUDUT KANTIN SEKOLAH.
ARIL: Tidak ada yang
news tentang kesurupanannya Amalia.
ANDI: Klise.
Usang. Basi dan kuno!
ADANG: Itu yang
keliru...pandanganmu harus dibalik!
ALIM: Ini
news-news dan news...
ANWAR: Lha wong
cewek cantik koq bisa kerasukan...
ANDI: Modusnya
lawas! Usang.
ARIL: Pingsan,
kesurupan! Perempuan selalu begitu, untuk menutupi kelemajahnnya memanfaatkan
cowok dengan segala kekuatan. Menundukkan herois dan machonya kaum Adam tolol. Oleh
karenanya kita akan jadi budak secara tidak langsung ataupun tak langsung.
ANWAR: Yang paling
enak jadi jinnya, untunglah. Kalau begini kenapa saya dulu gak jadi jin, ya!?
ANDI: Bukan soal
jin, perlu dipahami bahwa cantik bukan jaminan kesempurnaan.
ARIL: Tidak
salah! Betul, kan!?
ANWAR: Inijuga
untuk semangat kita-kita, biar ada keberanian naksir cewek cantik!
TERTAWA MEREKA
MELEDAK.
ANDI: Yang jelek bukan
berarti sempurna..
TERTAWA MAKIN
MELEDAK.
ARIL: Apalagi..
ANWAR: Tapi masih
dapat poin, walaupun sedikit. Asal punya keberanian.
ADISH, CEWEK GENDUT
DIANTARA MEREKA PERGI BEGITU SAJA.
ADISH: Nggak usah
ditanggapi..
ANDI: Tersinggung..
Kemana?
ARIL: Mau
kesurupan?!
ANDI: Kesurupan
itu cara ampuh untuk jadi terkenal.
ARIL: Promosi itu
butuh modal!? Mahal, kawan.
ANWAR: Sekarang
lagi musimnya, yang audisilah, kontes, kompetisi atau apa saja..
ARIL: Modal cupet
pengin terkenal..cara praktis ya...
BARSAMA-SAMA:
Kesurupan!
ANDI: Lantas jadi
perhatian, pembicaraan otomatis jadi artis dan selebritis..lantas daftar caleg,
cabub, cagub...gampang, kan!?
ARIL: Kalau
meleset malah jadi perek!
MEJA YANG LAIN
LAGI.
BRAM: Cantik!
Cerdas.
BING: Ngak masuk
akal
BARA: Kata siapa?
Justru karena kecantikan, kecerdasan masang harga terlalu tinggi, jual mahal.
Nggak salah kalu diguna-guna cowok.
BIMBI: Disantet?
Salah tafsir! Cantik bukan berarti mesti ditaksir!? Apakah nggak ada hak cewek untuk
naksir? Kejam banget! Nggak adil dunia ini!
BELLA: Ssstt..jangan
ramai-ramai! Asal tahu dalam naksir-menaksir, karena kecantikan dan kepinteran
itu, Amelia nggak ada keberanian, dipendam terlalu dalam.
BRAM: Jaim dan
jaga gengsi! Takut resiko, gagal!
CINTA DAN CITRA
LEWAT.
CINTA: Kalau begitu,
anjlok pasarannya.
CITRA: Nggak
salah kalau kebanyakan orang beranggapan macam-macam; cantik-cantik bersekutu
dengan iblis, syetan, ruh halus!
KEMBALI PADA
SUDUT MEJA SEMULA.
ALIM: Salah
langgkah..Bisa dianggap bersekutu dengan setan?
ANDI: Banting
hargapun, obral diskon..tetap nggak laku.
ANWAR: Sayang
banget, ya! Begitu itu apa bisa kembali normal? Sembuh?
ALIM: Normal?!
Gak mungkinlah..
MEJA YANG LAIN
LAGI.
DITA: Tandatanda
sebelumnya?!
DINA: Ada yang
aneh hari-hari terakhir Amalia; suka melemun, menyendiri, biacaranya kayak
dunia lain, suka nggerundel…omong sendiri…ngeracau!?
DARA: Jangan-jangan
gejala awal gila.
DILA: Huss..jangan
menyimpulkan begitu...
DITA: Menyedihkan..
DINA: Bisa jadi
tekanan batin yang tidak semua orang tahu..hanya dia sendiri..
DARA: Lha kalau
begitu bagaimana kamu tahu!?
SUDUT LAIN.
ANWAR: Kegagalan..
ANDI: Cinta
terpendam terlalu dalam! Butuh keberanian, apapun resikonya..
ALIM: Biar plong!
MUNCUL EDY.
EDY: Sudah
hentikan jangan hanya bicara Amelia.. kalian terlalu sempurnahkah?!
ANDI: Kenapa jadi
sensitif?
ARIL: Apa
urusanmu?.
EDY: Sudah
hentikan...bicara macam-macam..
BRAM: Cemburu?!
ARIL: Sok jago?!
BRAM: Mau jadi
pahlawan?!
TIBA-TIBA SUARA
DALAM SEBUAH KELAS GADUH. MENJERIT-JERIT,
TERIAK-TERIAK SUARA PEREMPUAN.
DINA: Dengar
OS. JERITAN SISWI
YANG KESURUPAN MEMECAH SUASANA KANTIN.
ARIL: Ah, cari
perhatian!
ALIM: Ngeri..
ARIL: Nggak
ngurus!
OS. RINTIHAN
MAKIN MENGUAT, MENYAYAT.
BRAM: Roh-roh itu
datang!
ANWAR: Tanda-tandanya?
BRAM: Dengar! Gerakannya...
ALIM: Angin...
ANDI: Desirnya
lembut..
BRAM: Tanda-tanda
mereka datang
DITA: Ah masa iya
DINA: Akan merasuki
siapa
DILA: Siapa
diantara kita.
DITA: Jangan-jangan...
DINA: Jangan
nakut-nakuti
ANDI: Dia mencari
korban.
ALIM: Merasuki
jiwa yang kosong
BRAM: Jiwa mesti
bersih suci.
BING: Siapa saja
yang tidak percaya diri. Ketergantungan pada orang lain yang tinggi.
Pikiran yang
tidak punya pendirian dan pijakan alias plin-plan.
Kecuali prerempuan
yang menstruasi..orang hamil, nenek-nenek dan bayi.
DILA: Kenapa?
ANDI: HAM.
ANWAR: Kerawuhan!?
ANDI: Klebon!?
BING: Ya, kecuali
hati dan pikiran yang terbuka.
DITA: Nggak percaya!
BRAM: Terserah!
DILA: Benar, roh
itu akan datang?!
BRAM: Sewaktu-waktu!
DILA: Ya! Kapan?
Kapan?!
BRAM: Suka-suka
dia. Wong saya juga nggak kenal..
ALIM: Jangan
main-main ini serius!
OS. SUARA MAKIN GADUH,
HISTERIA .
DITA: Dengar, jeritannya..
BING: Makin
ramai..
DITA: Tidak hanya
seorang
BING: Suara makin
banyak..
BRAM: Dan tambah
banyak! Gawat!
ANDI: Hari gini, kesurupan!?
Kuno..primitip!
ANWAR: Mau kuno,
primitip, modern dinegeri ini
campur aduk
SITUASI KANTIN
MAKIN GADUH. SISWA-SISWI BERLARIAN.
ANWAR: Gawat!
ANDI: Apanya?
BING: Lari..
ANWAR: Kemana?
ANDI: Kesana..
ARIL: Nggak!
DARA: Takut!
DITA: Jangan, nggak!
Jangan!
ARIL: Main-main..
ANWAR: Serius!
ANWAR: Kesana yok!
DINA: Jangan
diseret!
DARA: Nggak-nggak
saya takut
ANDI: Licik! Dasar penakut!
ANWAR: Takut apa
DARA: Kesurupan!
Menular!
ANDI: Kesana yuk
ARIL: Gak usah
terburu..tahan! Jangan dulu! Ada saatnya!
MEREKA BERLARIAN
MENUJU SUARA YANG MENJERIT-JERIT KESURUPAN.
ANWAR: Lho saya
belum bayar.
BRAM: Nanti
gampang!
SESAMPAI MEREKA
DI KELAS, TEMPAT TERJADINYA KESURUPAN.
ANWAR: Amalia
lagi
ANDI: Bukan
ANWAR: Amalia!?
EDY: Gak mungkin!
ANDI: Kerasukan
Edy..lengket kayak perangko!
EDY: Jaga
mulutmu!
ANDI: Gak bakal
kerasukan lagi. Sudah punya gacoan!
ADISH MENJADI
PUSAT OERHATIAN MURID-MURID DALAM KELAS, ADISH KERASUKAN.
ANDI: Yeah! Setan
salah alamat si gendut, Adish kerasukan!
ANWAR: Kenapa?
ANDI: Nggak
semangat!
BRAM: Bisa kacau!
ANDI: Gak mungkin
ada yang mau nolong.
BRAM: Kayak
kingkong. Mik Tysen!
ANDI: Bagaimana
mau ngankut!
ANWAR: Siapa yang
kuat ngangkat!?
ANDI: Nggak
bakalan ada yang ngangkat. Terlalu berat. Kelas berat.
ANWAR: Nggak
menarik untuk ditolong!
BRAM: Salah
masuk! Setan pikun.
ANDI: Mestinya
setannya yang takut..
BRAM: Syetan
nekat...
DITA: Ngawur
kamu.
ANDI: Banar apa
yang kuduga, pasti jin sebelah wc ngambeg.
BRAM: Penunggu
itu tersinggung.
ANWAR: Jangan
bawa-baewa jin..
DITA: Jaga
mulutmu?!
ANDI: Pake
satpam...mahal men!
ANAK-ANAK YANG BERGEROMBOL BERLARIAN.
ANWAR: Coba kamu
jampi-jampi..
ANDI: Wirid, kamu
kan bisa..
BRAM: Huss, Nanti
dulu nunggu cewek cantik kesurupan!
ALIM: Kalau
begitu saya saja yang membaca...lumayan.
SEBAGIAN BERGIDIK
SEBAGIAN TETAP BERTAHAN. MAKIN KALUT.
BRAM: Saya pikir
main-main..
BING: Ngaco kamu
DINA: Saya juga
nggak menduga!
DILA: Ruh itu
muncul lagi, merasuki lagi..
BELLA: Kenapa
jadi begini.
BRAM: Nggak
ngerti! Saya nggak paham setan? Bukan dunia saya.
RUANG KELAS;
TEMPAT ADIS KESURUPAN SAAT JAM PELAJARAN BERLANGSUNG
SEBAGIAN
MENDEKATI YANG KESURUPAN, MAKIN MERANGSEK MAJU. HINGA YANG KESURUPAN TAK
KELIHATAN. HANYA GEROMBOLAN ORANG-ORANG.
SESEORANG:
Minggir, minggir! Dukun datang!
DUKUN DATANG,
MEMECAH KERUMUNAN.
DUKUN: Siapa kamu
yang menghuni tubuh Adish?
TIDAK ADA JAWABAN,
YANG KESURUPAN MEMATUNG, KAKU, MATA MELOTOT.
DUKUN: Siapa kamu?
TIDAK ADA JAWABAN,
YANG KESURUPAN MANJA.
DUKUN: Siapa?
TIDAK ADA JAWABAN,
YANG KESURUPAN MENANTANG.
MIMIK ADISH
BERUBAH MENJADI MIMIK KEKANAK-KANAKAN.
DUKUN: Jangan
manja kamu!
ADISH: Saya...sa...ya...dibuang
oleh bapak ibu saya..
DUKUN: Nama?
ADISH: Bbeelll...ummm
diberi nama...
DUKUN: Rumah?
ADISH: Tuna wisma
DUKUN: Asal?
TUBUH ADISH
BERGETAR, MIMIK ADISH BERUBAH KEKANA0-KANANKAN DENGAN SUARA KEKANAK-KANAKAN.
MEMULAI
ADISH: Dipinggir
kali...dekat muara laut...Saya dibuang tidak dikasih makan, minum, hanya makan
lumut dan minum air laut. Saya bermain dengan kawan-kawan sesama anak-anank. Dan
teman saya banyak sekali..
DUKUN: Pergi kau
dari sini!
ADISH: Perrgggiii...
kemana!
YANG KESURUPAN
MENANGIS SEJADI-JADINYA.
ADISH: Saya
diusir!? Ya manusia sungguh kejam..
DUKUN: Kembali
kesalmu!
YANG KESURUPAN
TERKEKEH, TERTAWA TERBEHAK-BAHAK.
ADISH: Wah gelandangan
lagi?!
TUBUH ADISH TIBA-TIBA
LEMAS SETELAH DISIRAM AIR PUTIH OLEH DUKUN, ADISH TANPA TENAGA SETELAH DITINGGALKAN
RUH YANG MERASUKI, ADISH MENJERIT SEJADI-JADINYA LANTAS AMBRUK, PARA PENOLONG
MERANGSEKMEMBOPONG DAN MENGDIANGKAT BERSAMA-SAMA. YANG LAIN HANYA MENONTON
AMBIL JARAK.
PENOLONG 1: Awas
dia ambruk
PENOLONG 2: Tak
sadarkan diri
PENOLONG 3: Lho
kok lemas..
PENOLONG 4: Rohnya
sudah pergi...
PENOLONG 2: Mendekat
sini
PENOLONG 5: Tahan..
PENOLONG 1: Sudah
angkat jangan banyak mulut..
PENOLONG 6: Ayo
kepalanya
PENOLONG 2: Kakinya
PENOLONG 5: Berat
banget..
PENOLONG 6: Brengsek
kamu masih sempat-sempatnya...
PENOLONG 1: Angkat
sana
PENOLONG 4: Keburu
nggak tertolong
PENOLONG 3: Kok
bisa lemas
PENOLONG 4: Karena
ruhnya sudah pergi
PENOLONG 7: Kemana
PENOLONG 2: Kedepan..
PENOLONG 4: tu
dia
PENOLONG 3: Kesana
PENOLONG 5: Sudah
selamatkan dulu..
PENOLONG 7: Jangan
panik
PENOLONG 1: Kemana
PENOLONG 3:
Prokoknya diangkat..
ADISH EXIT, DITOLONG
OLEH TEMAN-TEMANNYA
ANDI: Lihat...kesurupan lihat...masiuk lewat
sini... lewat tangan...ke dada...ke telinga...mata sata..mata..mata..
BING: Melotot.
DITA: Jangan
main-main..
ANDI: Lho
sekarang ke perut...aduh..mules...
BELLA: Apa
iya..kemasukan,,..
DINA: Benar, gak
bohong..
DILA: Suaranya
kok masih asli...suramau?
ANWAR: Bukan
suara jin...
ANDI: Mau suara
jin...gampang..yang nenek-nenek...kakek-kakek..anak-anak atau jin arab,
bule..gampang..
BRAM: Lihat jin
cedal...
ANDI:
Yyyeeeyyyeoouu ppelllut...
DINA: Perut...teruss,...
ANWAR: Kenapa?
ANDI: Ah perutku..mulesss....ke
perut...wah..
BELLA: Kenapa..
ANDI: Keluar lagi
lewat belakang..
BERSAMA-SAMA: Jamput..ngentut..
KEADAAN REDAH
SEMENTARA, TAK LAMA KEMUDIAN SEORANG SISWA YANG LAIN
KERASUKAN. SEBAGIAN MULA-MULA TAK PERCAYA.
DITA: Wah ini
nggak main-main.
BRAM: Beneran
ini.
DILA: Ayo pergi!
DINA: Saya takut kerasukan!
BELLA:Sungguh!
DITA: Ruh bisa
masuk siapa saja.
BELLA: Pergi
saja! Sembunyi!
DITA: Meskipun
sembunyi?!
BRAM: Pergi
kemanapun hati nggak bisa ditipu. Kalau takut, ya, takut!
BELLA: Saya
disini saja, aman! Katanya ada wilayahnya!
BRAM: Nggak ada
wilayah-wilayahan..kayak kelurahan saja!
DILA: Gawat!
Ampun Tuhan kesalahan apalagi ini..
YANG LAIN
MENYUSUL INTRANCE, MULA-MULA SEORANG.
SEORANG MENOLONG
YANG LAIN, MALAH JADI KESURUPAN.
MAKIN DITOLONG
MAKIN TERKAIT DAN HAMPIR SEMUANYA INTRANCE, KESURUPAN. KESURUPAN MEWABAH.
LALU YANG LAIN, MAKIN BANYAK DAN BERTAMBAHA BANYAK.
MUNCUL
TERIAKAN-TERIAKAN TERKUCIL, TERTEKAN, TERHIMPIT DAN MIMPI-MIMPI.
BELLA: Berubah
seperti dunia lain.
DITA: Seperti mimpi..
DINA: Ruh siapa
lagi..
SUARA-SUARA
MEREKA TINGGAL GUMAM, DAN GERAK BIBIR TANPA SUARA DENGAN TATAPAN MATA KOSONG.
DITA: Gila mereka
seperti kehilangn dirinya. Kehilangan kepribadiannya.. sungguh menyedihkan.
MUNCUL SEORANG
GAMBUH, DENGAN CAMBUK MENGENDALIKAN YANG KERASUKAN, KESURUPAN.
GAMBUH
MENYENTAK-NYENTAKKAN CAMBUK.
MUNCUL GERAKAN-GERAKAN
BINATANG PURBA DUNIA BAGAI FABEL, MENJERIT-JERIT MERAUNG BAGAI BINATANG. MENARI
SEBUAS DIDALAM HUTAN.
GAMBUH
MENYENTAK-NYENTAKKAN PECUT, YANG KESURUPAN AMBRUK DAN LEMAS SAMPAI PADA PUNCAK.
MEREKA YANG
KESURUPAN LENYAP DIHALAU CAMBUK OLEH DUKUN.
PAUSE. SEPI.
SENYAP.
LENYAP PADA ADEGAN
SEMULA. DENGAN SERAGAM
ABU-ABU.
KEGAGALAN
RINTIHAN DAN OMELAN MUNCUL. MASING-MASING YANG KERASUKAN NGOMYANG, NGOMEL-NGOMEL
MENGGERUTU.
HANYA SUARA
GAMBUH MENYENTAK-NYENTAKKAN CAMBUK.
ARIL DISERET
GEROMBOLAN
BRAM: Apa yang
kamu pikirkan?
BING: Hantu apa!?
AMALIA TAMPAK
PUCAT
EDY: Mimpi indah
apa!? Pikiran kosong apa!?
AMALIA MAKIN
PUCAT
BING: Dream?! Khayal?! Love..cinta?!
ARIEL MENUNDUK AMALIA
PURA-PURA PINGSAN, REZA TEGANG KERINGANT DINGIN, PUCAT.
BING: Mau
pingsan!? Mau kesurupan..terserah!
EDY: Cium saja
setannya!
BRAM: Setan
mesra!
BING: Cium dkit,
dong! Cup, cayang, gitu loh!
Dipeluk dipojok!
BRAM: Curi
kesempatan!
EDY: Setan
dituduh-tuduh. Difitnah!
BRAM: Gila kamu
mengambil kesempatan dalam kegentingan.
EDY: Sok kamu!
BING: Brengsek
EDY: Pertolongan macam apa!?
BRAM: Dukun
cabul!
BING: Menjaga mental.
Kesurupan cinta.
EDY: Nafsu.
ARIL DAN AMALIA
HAMPIR DIHAJAR, WAJAH EDY KECUT. BURU-BURU DATANG SEORANG GURU, MELERAI.
GURU 1: Stop! Jangan
teruskan! Jangan main hakim sendiri!
GURU 2: Kalian
tidak usah berpikir macam-macam. Terima apa yang kalian miliki, jangan ukur
dirimu dengan orang lain. Kalau memang dirimu tidak cantik, ya itu yang kau
miliki. Demikian kalian yang tampan, cantik. Apa yang kau miliki itu yanng
adalah potensi yang kalian mesti diterima.
GURU 1: Ini
genting!
GURU 2: Buang
jauh-jauh mimpi burukmu, yeni adalah yeni jangan mimpi jadi maia, mulan. Budi adalah
budi jangan mimpi jadi dhani, afghan. Jangan sampai kehilangan diri. Jangan! Jangan
terhasut mimpi, dunia seolah mudah kau raih, itu ilusi, fatamorgana, meraih
segala sesuatu butuh kerja, perjuangan, bukan hanya melamun, berpangku tangan
tanpa usaha. Bohong kalau sukses akan mudah diraih, itu penipuan! Mimpi dihari
ini sepertinya semua datang dengan sendirinya. Do’a saja apa artinya tanpa
kerja, tanpa belajar! Kembali pada rumah keluaragamu, lingkunganmu, yang selama
ini kamu miliki. Jangan lupakan mereka, ini adalah nyata. Tak perlu bikin
kesengsaraan baru, dunia baru yang tak perna kamu kenali. Itu adalah kesesatan
yang nyata.
Jaga dirimu,
jangan menipu diri, katakan apa yang kamu punya, punya sepeda, motor jangan
merasa punya dengan moge, sedan mewah.
Cuma kejujuran,
jangan muniafik. Tugasmu hanya belajar.
GURU 1: Bukan saatnya untuk bicara pada anak-anak persoalan
ini! Malah pidato cari muka! Mengklankan diri! Cari simpati.
GURU 3: Kotor
macam apa?!
GURU 1: Pikiran
kotor! Perilaku yang tidak edukatip! Tidak mendidik! Jangan salahkan kalau mereka
tidak punya panutan yang pantas dipercaya. Saling tak percaya.
Kehilangan
kepercayaan! Krisis! Mereka tidak terkendali Kehilangan kepercayaan diri.
Sebagai guru kita
mau bilang apa!?
GURU 2: Tutup mulutmu
GURU 3: Mereka tertekan.
GURU 1: Karena
pikiran kosong, Open-open
Terbuka agar tak
muda kerasukan
Lepaskan beban
hidup
Hadapi jangan
deng hadapai hilangkan ketegangan
Makanya mesti
terbebaskan bukan tanpa beban.
GURU 3: Kalian
bukan hanya tanpa beban tanpa tanggung jawab susukamu..
Saya pikir
persolannya bukan sekedar tekanan
GURU 2: Kompleks
banyak hal..Kedewasaan berpikir..
Kebebasan
GURU 3: Kebebasan
bisa tapi kebebasan macam apa! Nuntut kebebasan sesukamu. Itu kesalahan, fatal!
Kalian anak sekolahhan.
SISWA 1: Kenapa
juga tak ada guru yang kesurupan.
SISWA 2: Ada tapi
malau..
GURU 1: Saya
bilang kedewasaan dan tanggung jawab. Tahu kebutuhan..punya pijakan..mimpi
boleh saja...kehendak-kehendak boleh saja kemauan boleh saja..ingat
kemampuan...potensi diri. Biar tidak kehilangan akal.
SISWA1: Atau
belakangan karena tempat para jin tergusur dan terganggu...Ah...
GURU 2: Jangan dihubung-hubungkan
pembicaraan tentang mistik, dhanyang, dugaan macam-macam dengan asumsi negatif.
Biar anak-anak merasa aman di sekolah. Tanggung jawab bersama, sekolah dan
masyrakat. Sebagai guru saaya merasa terbebani. Bebaskan diri dari tekanan
mental.
SISWA 3: Pikiran
harus yetrebuka open..
SISWA 4: Kenapa
hanya murid yang kerasukan
SISWA 5: Atau
sistem sekolah yang berat
GURU 2: Banyak
sebab, sekolah..masayarakat..sosial..keluarga..kesiapan mentaklmu...
SISWA 6: Atau karena
ruang ekspresi yang dibatasi
SISWA 7: Ya
aktualisasi diri..
GURU 1: Kompleks.
Semua benar! Ya mistik! Ya Rasional, mental semua-asemua. Mimpi angan-angan
jadi satu.
.
GURU 3: Manja Begitu
dapat tekanan Terlalu dikasih hati.Lost Kereterbukaan Kedewasaan Pengertian Terlalu dikasih hati Kolokan Berat
sebagai guru..tak ada kekuasaan..dibawah tekanan berbagai pihak Instan Pengin
yang gampang. Semua serba enak
GURU 2: Sedikit
ada pujian, murid jangan hanya ditekan.Karena enteng, gampang dan empuk meraih
cita-cita.Begitu dihadapkan pada kenyataan...srtreesss mereka ini...Tertutup,
defensif!
GURU 1: Kalau begini malah ketahuan boroknya
GURU 2: Tidak
apa-apap yang penting terbuka.
GURU 3: Kenapa
mesti semua dibicarakan dengan murid. Ini mesti dibicarakan antar guru.
GURU 1: Itu
bukan open! Bocor!
GURU 1 DIHAJAR
HABIS-HABISAN OLEH GURU 2. KEDUANYA BERANTEM.
GRUR 3
MEMISAHKANNYA, SEPERTI WASIT TINJU.
MURIF-MURID
TERPANA BERSAMA. MEREKA TERUS BERTANYA DAN BERGANTIAN BERTANYA DENGAN
KALIMAT DAN KATA-KATA.
BERSAMA:
Kesurupan?!
SISWA 1:
Siapa ?
SISWA 2: Yang
mana ?
SISWA 3: Kita!?
SISWA 3:Atau
siapa!?
SISWA 4:
Siapa ?
SISWA 5: Yang
mana ?
SISWA 6: Kita!?
SISWA 7:Atau
siapa!?
SISWA 5:
Siapa ?
SISWA 3:
Yang mana ?
SISWA 2:
Kita!?
SISWA 4:Atau
siapa!?
SISWA 6:
Siapa ?
SISWA 3: Yang benar!?mana ?
SISWA 1: Kita!?
SISWA 7:Atau
siapa!?
SISWA 5:
Siapa ?
SISWA 2: Kamu ?
SISWA 4: Kita!?
SISWA 3:Atau
siapa!?
SISWA 6:
Siapa ?
SISWA 7:
Yang mana ?
SISWA 1: Saya!?
SISWA 4:Atau
siapa!?
SISWA 5:
Siapa ?
SISWA 2: Nggak
percaya!?
SISWA 4: Kita!?
SISWA 5:Atau
siapa!?
SISWA 3: Ya?!
SISWA 4:
Yang mana ?
SISWA 5:
Kita!?
SISWA 7:Kapan?
DST...
WIS, YO!?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar