MAJALAH DINDING
Bakdi Soemanto
Para Pelaku:
- Anton
- Kardi
- Rini
- Trisno
- Wilar
Pentas
menggambarkan sebuah ruangan kelas waktu pagi hari. Tampak di sana beberapa
meja kursi, kurang begitu teratur rapi. Beberapa papan majalah dinding tersandar
di dinding dan di meja.
Seorang
pemuda pelajar sedang duduk di atas meja. Ia bersilang tangan. Pemuda itu Anton
namanya. Ia adalah Pemimpin Redaksi majalah dinding itu. Sedangkan Rini,
Sekretaris Redaksi, duduk di kursi.
Waktu itu
hari minggu, Anton tampak kusut. Wajahnya muram. Ia belum mandi, hanya mencuci
muka dan gosok gigi. Ia terburu-buru ke sekolah karena mendengar berita dari
Witar, Wakil Pimpinan Redaksi, bahwa majalah dinding itu dibreidel oleh Kepala
Sekolah, gara-gara karikatur Trisno mengejek Pak Kusno, guru karate.
Seorang
pelajar lainnya, Kardi, sedang menekuni buku. Ia adalah eseis yang mulai
dikenal tulisan-tulisannya lewat majalah dinding itu.
1. Anton :
Kardi.
2. Kardi :
Ya!
3. Anton :
Kau ada waktu nanti sore?
4. Kardi :
Ada apa sih?
5. Anton :
Aku perlu bantuanmu menyusun surat protes itu.
6. Rini :
Kurasa tak ada gunanya kita protes. Kita sudah kalah. Bagi kita, Kepala Sekolah
bukan guru lagi. Bukan pendidik. Ia berlagak penguasa.
7. Kardi :
Itu tafsiranmu, Rin. Menurutku dia tindakannya itu mendidik.
8. Anton :
Mendidik, tetapi mendidik pemberontak. Bukan mendidik anak-anaknya sendiri.
Gila.
9. Kardi :
Masak begitu?
10. Anton :
Kalau mendidik anaknya kan bukan begitu caranya.
11. Kardi :
Tentu saja tidak. Ia bertindak dengan caranya sendiri.
12. Rini :
Sudahlah. Kalau kalian menurut aku, sebaiknya kita protes diam. Kita mogok.
Nanti, kalau sekolah tutup tahun, kita semua diam. Mau apa Pak Kepala Sekolah
itu, kalau kita diam. Tenaga inti masuk staf redaksi semua.
13. Anton :
Tapi masih ada satu bahaya.
14. Rini :
Bahaya?
15. Kardi :
Nasib Trisno, karikaturis kita itu?
16. Anton :
Bisa jadi dia akan celaka.
17. Rini :
Lalu
18. Anton :
Kita harus selesaikan masalah ini
19. Rini :
Caranya?
20. Anton :
Kita harus buka front terbuka.
21. Kardi :
Itu nggak taktis, Bung!
22. Anton :
Habis, kalau main gerilya kita kalah.
23. Kardi :
Baik. Tapi front terbuka juga berbahaya.
24. Rini :
Orang luar bisa itu. Sekolah cemar.
25. Kardi :
Betul!
26. Anton :
Aoakah sudah tak ada jalan keluar lagi? Kita mati kutu?
27. Kardi :
Ada, tapi jangan grasa-grusu. Kita
harus ingat, ini bukan perlawanan melawan musuh. Kita berhadapan dengan orang
tua kita sendiri. Jadi jangan asal membakar rumah, kalau marah.
28. Anton :
Baik, filsuf! Apa rencanamu?
29. Trisno
masuk. Nafasnya terengah-engah. Peluhnya berleleran.
30. Rini :
Kau dari mana, Tris?
31. Anton :
Dari rumah Pak Kepala Sekolah?
32. Kardi :
Dari rumah Kepala Sekolah dan kau dimarahi?
33. Trisno :
Huuuuuhhhh. Disemprot ludah pagi hari bacin.
34. Rini :
Ngapain ke sana? Kan tidak dipanggil?
35. Anton :
Kau goblog, Tris! Masak pagi-pagi ke sana.
36. Kardi :
Sebaiknya kau nggak ke sana sebelum berembug dengan kita.
37. Rini :
Haaaahh! Individualisme itu mbok dikurangi.
38. Anton :
Kau selalu begitu setiap kali.
39. Kardi :
Terus disemprot apa?
40. Trisno :
Kalian itu yang goblog kabeh.
41. Anton :
Lho!
42. Rini :
Aku goblog? Secantik ini goblog?
43. Trisno :
Belum tahu sudah disemprot.
44. Kardi :
Pak Kepala ke rumahmu?
45. Trisno :
Iya. Terus aku mau rembukan gimana sama kalian. Belum bernapas sudah dicekik.
46. Rini :
Ibumu tahu?
47. Trisno :
Untung mereka ke gereja pagi.
48. Anton :
Terus?
49. Trisno :
Pokoknya aku didesak, ide itu ide siapa. Sudah dapat izin dari kau belum?
50. Anton :
Jawabmu?
51. Trisno :
Aku bilang, ide itu ide...
52. Anton :
Ide Anton?
53. Trisno :
Ide Albertus Sutrisno sang pelukis! Dengar!
54. Rini :
Tapi kau bilang sudah ada persetujuan dari Pimpinan Redaksi?
55. Trisno :
Tidak, Rin, kulindungi kekasihmu yang belum mandi ini.
56. Anton :
Kau bilang apa pada si Botak kincling itu?
57. Trisno :
Aku bilang bahwa tanpa sepengetahuan Anton, aku pasang karikatur itu. Sepenuhnya
tanggung jawab saya. Dengar?
58. Kardi :
Edaaann. Pahlawan tenan iki.
59. Rini :
Ooooooo, hebat kau, Tris. Berbahagialah Yayuk yang punya kekasih macam kau!
60. Trisno :
Ah, Rin, mbok jangan gitu. Nanti aku nggak bisa tidur kaubilang Yayuk pacarku.
61. Anton :
Kenapa kau bilang begitu? Menghina aku, Tris? Aku yang suruh kau melukis itu.
Aku penanggung jawabnya. Akulah yang mestinya digantung...bukan kau!
62. Kardi :
Lho, lho, sabar-sabar, sabaaaar!
63. Anton :
Ayo, kau mesti ralat pernyataan itu.
64. Kardi :
Begini, Ton, maksudku agar kau...
65. Anton :
Tidak. Aku tidak butuh perlindunganmu. Aku mesti digantung, bukan kau!
66. Trisno :
Begini, Ton, maksudku, bahwa aku telah...
67. Anton :
Sudah! Aku tahu kau berlagak pahlawan, agar orang-orang menaruh perhatian
kepadamu, sehingga dengan demikian kau...
68. Rini :
Anton! Ini apa? Ini apa?
69. Kardi :
Anton, sabaaar. Kau mau bunuh diri apa bagaimana? Masak, sedang gawat malah
bertengkar sendiri.
70. Anton :
(membisu)
71. Kardi :
(membisu)
72. Rini :
(membisu)
73. Trisno :
Maaf, Ton. Aku tidak hendak berlagak pahlawan. Aku sekedar ingin bertanggung
jawab. Aku tak tega kalau kau...kau di..
74. Anton :
(membisu)
75. Trisno :
Tetapi kau menolak pernyataan setia kawanku dengan kau. Sudahlah.
Mungkin...kita memang tidak harus dalam satu ide. (keluar)
76. Anton :
Tris, Tris, Trisno...Trisno..
77. Kardi :
Biar saja dia pergi. Kau mau apakan dia?
78. Rini :
Tapi dia bisa memihak Kepala Sekolah.
79. Kardi :
Ah, nggak. Biar saja dia pergi.
80. Anton :
Maaf, Di.
81. Kardi :
Aku ngerti, kenapa kau tersinggung. Tetapi dalam keadaan gawat, kita tidak
boleh mengutamakan emosi, demi persatuan kita.
82. Rini :
Kau absurd! (keluar)
83. Anton :
Rin, Rini...
84. Kardi :
Nah, gimana ini kalau begini?
85. Anton :
(membisu)
86. Kardi :
Bagaimana?
87. Anton :
Pergi!
88. Kardi :
(terbengong)
89. Anton :
Pergi sana kau. Pergi!
90. Kardi
keluar.
91. Anton :
(diam sendiri, berjalan hilir mudik)
92. Rini :
(masuk) Ton!
93. Anton :
Pergi!
94. Rini :
Ton.
95. Anton :
Pergi!
96. Rini :
(membisu)
97. Anton :
Rin...
98. Rini :
Anton..
99. Wilar :
(masuk) Lha...
100.
Rini : Gimana? Pak Lukas mau?
101.
Rini : Lha...
102.
Anton : Mana Pak Lukas?
103.
Wilar : Lha...
104.
Rini : Ayo dong Laaaaar, gimana dia. Kau ini
ngejek.
105.
Anton : Kau ketemu dia pagi ini?
106.
Wilar : Dia mau!
107.
Anton : Mau.
108.
Rini : Mau?
109.
Wilar : Jelas. Malah dia bilang begini. Aku wakil
kelas kalian. Aku ikut bertanggung jawab atas perbuatan kalian terhadap Pak
Kusno. Tapi kalian tak boleh bertindak sendiri. Diam saja. Aku yang akan maju
ke Bapak Kepala Sekolah. Aku akan menjelaskan bahwa Pak Kusno memang kurang
beres. Tapi kalau kalian berbuat dan bertindak sendiri-sendiri, main
corat-coret, atau membikin onar, kalian akan aku laporkan polisi.
110.
Rini : Anton!
111.
Wilar : Lha...
112.
Kardi : (muncul)
113.
Trisno : (muncul)
Lha...!
114.
Bersama : Lhaaaaa!!
115.
Sesaat keadaan sepi.
116.
Rini : Pak Lukas memang guru sejati. Mau
melibatkan diri denganproblem anak-anaknya. Dia sungguh seperti bapakku
sendiri.
117.
Anton : Dia seorang bapak yang melindungi, sifatnya
lembut seperti seorang ibu..
118.
Trisno : Bagaimana kalau dia kita juluki Pak Lukas
Sang Penyelamat...
119.
Semua : Setujuuuuuuuu!
120.
Kardi : (termenung)
121.
Rini : Ada apa, filsuf?
122.
Kardi : Sekarang sampailah kesimpulan tentang
renungan-renunganku selama ini.
123.
Anton : Waaaa, kumat dia.
124.
Rini : Renungan apa, Di?
125.
Trisno : Renungan apa lagi?
126.
Kardi : Bahwa...bahwa kreativitas
ternyata...ternyata membutuhkan perlindungan.
**
Diketik
ulang oleh: Ni Ketut Anis Widhiani
bagaimana watak tokoh yang berperan?
BalasHapusGatau
Hapusif u dont know why u reply ??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
HapusApa tema dari drama tersebut?
BalasHapusmajalah dinding
HapusPersahabatan
Hapusgatau
BalasHapushaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii cirebon
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusApa gagasan utama dari plot drama ini?
BalasHapusBagaimana emosi dari masing masing tokoh?
BalasHapusMengapa Rini berpendapat bahwa mereka tidak memerlukan surat protes?
BalasHapusÓvë šàś đŕêťãďö
BalasHapusSinopsisnya gimana tolong bantu dong jam 9 dikumpul soalnya
BalasHapusHai ta 👋
HapusApa unsur dialog dansimpulan nya?
BalasHapusApa gagasan utamanya?
BalasHapuskonflik apa yang terjadi dan bagaimana penyelesaian cerita tersebut?? bantu dong
BalasHapussangat baik buat kita ikuti
BalasHapus